Monday, April 26, 2010

Hati yang tak berjudul

Mimpi yang tak bertuan ...
Kau ajak lagi ku menyusuri keindahannya ...
Jadikanku terpana tanpa sudah ...
Menikmat wajah dan senyum sang bulan ...
Malam yang tak bertepi ...
Gelapmu kau hiaskan keindahan ...
Kau tampakkan cermin kerinduan akan sang bulan ...
Sayang tak kau janjikan apapun untukku ...
Hati yang tak berkesudahan ...
Kusadarkan kau untuk tak berharap lebih ...
Bahagiamu sebatas di alam imagimu saja ...
Biar tak ada luka yang ternganga ...
Sang Bulan yang tak tersentuh ...
Ijinkan aku tuk menikmati keindahanmu ...
Biarkanku memimpikanmu sahaja ...
Jangan kau mintaku tuk melupakannya ...
Dimensi yang tak kumiliki ....
Pesankan aku di kehidupan berikutnya ...
Agar masih dapat kujumpainya ...
Terakhir pinta yang kupunya ...

Saturday, February 28, 2009

Merajut Masa memburu cinta


Detak mengusik masa yang datang
Kisah nada berdendang panjang
Kian surut saat kuhirup
Dalam cinta yang tak akan lekang

Saturday, January 24, 2009

Menjejak Langkah Meretas Jalan Tuk Pulang



Hening tanpa kata di tengah ilalang
Penghujung mata hamparan menghijau
Menjejak langkah meretas jalan tuk pulang
Menghitung makna yang kian terjangkau
...
Sang Dia tak bosan memberi
Dalam hikmat dan sapuan dahaga
Hanya jiwa yang tahu berkaca
Akan menjumpa berlaksa cinta
...
Mendaki ... menapak dan berpijak
Menurun ... curam tanpa jengkal
Cahaya memanggil di depan rasa
Akankah kita bertemu basa
...
Lentera menjinjing jiwa
Tiap hembus yang berkelana
Sejuk karena setitik embun
Yang menyapu lingkaran kalbu

Di penghujung Fana dan Kerinduan


Terpekur dalam simpuhku
Meraba hati letak di pintu
Kemana syukur akan ku letakkan
Di mana cinta mesti ku labuhkan
...

Sujudku berarti banyak
Kepasrahanku habis tersirat
Dalam meraih Cahya yang di mana
Habis Fana dalam rentangan masa
...
Tergolek lemah tanpa kata
Rintihan tangis bermakna doa
Akankah engkau menerima rasa
Pada hamba yang nikmati dosa
...
Tanpa lelah ku cari Sang Dia
Hilang waktu cepat berlalu
Baru ku tahu ada di sini
Jiwa yang tenang mengucap lirih
...
Tuhan tak pernah kemana
Hanya kita yang senantiasa buta
Besaran kasih telah diterima
Masih bertanya di mana dia
...
Tanya sendiri sudahkah kita
Menjadi hamba yang bersahaja
Menghayati masa dengan berguna
Untuk orang di sekitar kita

Friday, January 23, 2009

Kisah Pejuang Cinta At Scene 3 Doa 3 Cinta



Hiruk pikuk dan jerit rasa
Genderang Cinta telah di tabuh
Seiring busur asmara memandang resah
Mewarnai resah palagan hati
...
Kuda berpacu riang di antara jiwa
Yang senantiasa amuk di rundung duka
Dalam cipta meraih hasrat
Kenangan juang selaksa cermin
...
Hati merangsek gundah
Senantiasa tanya akankah sudah
Meski hati meraup cinta
Namun tyada terpegang jua

Sunday, January 23, 1972

Memburu Cinta Yang Tak Pernah Usai



Megahnya karang menghadang
Membesut ciut angan memandang
Tangan tergapai kian mengawang
Tak kunjung usai cinta meradang
...
Bayang senyum di masa lalu
Mengingatkan sosok impian
Ranah asmara kian berontak
Kapan hasrat akan menuju
...
Wajah wajah lalu tersenyum kecut
Masa penantian terentang waktu
Menusuk kalbu membisik rindu
Akan tercinta berbilang dua
...

Aku dedikasikan untuk teman teman tercinta :
Farida - Sambeng , Nurul Hidayah - Manahan , Sri Retnoningsih - Bibis , Retno Ambarwati - Madyotaman , Ismatul Faizah - Anywhere

Thursday, March 4, 1971

Kisah Setitik Embun



Tak terlihat setitik embun menitik
Kilaunya membias sekejap saja
Sepi terantuk pada dahan
Tak sesiapapun ada di sana
...
Masa beranjak kian senja
Tak satu rasa yang menyapa
Dalam hening menyejuk diri
Namun harap terus bersuara
...
Setitik embun mendidih dalam cahaya
Yang memaksa angan cepat beranjak
Akankah sejuk menyambut rasa
Dalam penantian akan saujana